30 August 2018
Manado – Sebanyak 28 bank dan 5 billers (perusahaan penyedia layanan) menerima penghargaan sebagai bank dan billers terbaik dalam transaksi perbankan pada tahun 2017.
Penghargaan diberikan pada Malam Penganugerahan “Transaction Banking Awards 2018” di Four Point Hotel, Manado, Kamis, 30 Agustus 2018.
Penghargaan ini diberikan berdasarkan hasil kajian bertajuk “Transaction Banking 2018” yang dilakukan oleh Biro Riset Infobank (BIRI) bekerja sama dengan PT Rintis Sejahtera, penyelenggara switching Jaringan PRIMA.
Bahan dasar kajian ini adalah pola transaksi 81 bank mitra Jaringan PRIMA dan lebih dari 90 billers. Ada tujuh fitur yang digunakan sebagai alat ukur transaksi, yakni fitur ATM, e-channel, debit (NPG), growth, new partners, improvement, dan payment.
Dari tujuh fitur ini diperinci lagi menjadi 17 kategori penilaian dengan rincian; 13 kategori menggunakan pola transaksi agregat tahun 2017 dan empat kategori menggunakan pola transaksi agregat tahun 2018.
Hasilnya, dari 81 bank mitra Jaringan PRIMA, 28 bank berhasil meraih predikat sebagai yang terbaik, yakni terbesar dalam transaksi, tertinggi dalam pertumbuhan, dan tercepat dalam proses. Sementara, dari 90 lebih billers tersaring lima billers terbaik.
“Rating” Transaction Banking 2018 ini bertujuan untuk mengukur tingkat transaksi 81 bank mitra Jaringan PRIMA dan lebih dari 90 billers yang tergabung dalam layanan Payment Solution Jaringan PRIMA.
Saat ini Jaringan PRIMA telah mengintegrasikan jaringan 120 ribu ATM berlogo PRIMA dan 770 ribu terminal EDC. Jaringan sebanyak itu untuk melayani 81 bank dan lebih dari 90 billers.
“Kami ingin tingkat efisien dan aksesibilitas bank-bank dan billers mitra kami terus meningkat,” ujar Iwan Setiawan, Direktur Utama PT Rintis Sejahtera, dalam kata sambutannya.
Kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya untuk mendukung program Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dan inisiatif cashless society yang digagas oleh Bank Indonesia (BI) dan pemerintah.
“Merupakan kebanggaan bagi Jaringan PRIMA sebagai penyedia layanan switching ATM/debit domestik untuk bersama-sama mewujudkan layanan transaksi domestik yang akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah,” papar Iwan Setiawan.
TIGA PENDEKATAN
Ada tiga pendekatan yang digunakan pada kajian Transactional Banking 2018 ini, yakni pendekatan kuantitas (jumlah transaksi), pendekatan kecepatan (kecepatan implementasi dan sertifikasi), dan pendekatan pertumbuhan (pertumbuhan transaksi).
Pertama, pendekatan kuantitas. Pendekatan ini untuk mengukur seberapa besar transaksi yang dilakukan nasabah dengan menggunakan ATM, ATM/debit, EDC, maupun non-ATM (e-channel).
Dari 17 kategori yang dirating, ada 10 ketegori yang menggunakan pendekatan kuantitas.
“Ke-10 kategori itu adalah acquirer bank, issuer bank, e-channel bank, debit acquirer bank, debit issuer bank, potential new bank, innovative bank, collecting agent, bill payment partner, dan partnership of bill payment,” papar Eko B. Supriyanto, Direktur Biro Riset Infobank, di kesempatan yang sama.
Kedua, pendekatan kecepatan. Pendekatan ini untuk mengukur seberapa cepat bank yang baru menjadi mitra Jaringan PRIMA dalam implementasi fitur-fitur yang ada pada Jaringan PRIMA dan seberapa cepat dalam mendapatkan sertifikasi.
Untuk pendekatan ini, hanya dilakukan pada dua kategori, yakni kategori implementation new bank dan kategori certification new bank.
Ketiga, pendekatan pertumbuhan. Pendekatan ini untuk mengukur seberapa tinggi pertumbuhan transaksi pada penggunaan kartu ATM, ATM/debit, EDC, maupun e-channel.
Ada lima kategori dalam penilaian yang menggunakan pendekatan pertumbuhan, yakni transaction growth as acquirer bank, transaction growth as issuer bank, rising star bank, transaction growth as collecting agent, dan transaction growth as bill payment partner.
Sumber:http://infobanknews.com/28-bank-dan-5-billers-terima-transaction-banking-awards-2018/