9 July 2020
Pencapaian dari melakukan pekerjaan maupun menjalankan usaha tentu tidak dapat dipisahkan dari rasa puas setiap menerima gaji atau pendapatan bersih usaha di rekening. Berapapun nominalnya, pasti ada rasa bangga tersendiri ketika melihat kerja keras yang telah dilakukan sebulan penuh akhirnya terbayarkan. Selepasnya, keinginan untuk memanjakan diri, shopping gadget baru, selalu makan enak ala restaurant, hingga berbagai list pengeluaran konsumtif lainnya pun rasanya tak lagi bisa terbendung. Alhasil, awal bulan saldo rekening jadi ‘10 koma’, alias tanggal 10 sudah koma (kritis), padahal masih banyak kebutuhan pokok yang belum sempat terpenuhi.
Hmm, kondisi finansial yang nggak banget kan Kawan PRIMA? Ya, agar hal tersebut tidak terjadi padamu, kamu harus pandai dalam mengenali dan membatasi antara kebutuhan, juga keinginan. Karena sebesar apapun pendapatanmu, tidak akan pernah cukup untuk memenuhi keinginan akan gaya hidup yang konsumtif. Untuk itu, kita mulai bahas dulu dari pemahaman soal kebutuhan dan keinginan ya…
Kenali Kebutuhan dan Keinginan
Kebutuhan sejatinya adalah segala sesuatu yang perlu dipenuhi manusia karena tingkat urgensinya yang tinggi. Pertimbangan terhadap kebutuhan dilihat dari fungsi serta manfaat yang dapat diambil dari barang atau jasa tersebut. Untuk jenis kebutuhan itu apa aja, tidak ada penjelasan pastinya. Karena perbedaan waktu, demografis, budaya, pekerjaan, dsb dapat mempengaruhi kebutuhan tiap orang. Misalnya di tengah Pandemi ini, masker menjadi kebutuhan untuk melindungi diri dan orang lain dari penyebaran virus saat beraktivitas di luar rumah.
Berbeda dengan kebutuhan, keinginan berada di sisi lain. Umumnya bersifat subjektif, dan tidak terlalu berpengaruh atau bahkan tidak memberikan pengaruh sama sekali pada kelangsungan hidup seseorang. Pemenuhan terhadap keinginan biasanya bersifat kepuasan semata dan cenderung menyesuaikan terhadap selera individu. Keinginan bisa bersifat positif jika pemenuhannya memberi nilai tambah atau memberi dukungan terhadap pemenuhan kebutuhan yang telah tercapai. Namun, tetap ingat ya, yang namanya kebutuhan itu selalu berada diatas keinginan.
Terus ada nggak sih cara untuk menjaga porsi kebutuhan dan keinginan agar uang bulanan tetap aman hingga akhir bulan?
Ada banyak cara kelola uang bulanan. Namun, menurut perencana keuangan, Prita Ghozie cara termudah agar kebutuhan hidup tetap dapat terpenuhi tanpa berutang adalah dengan memisahkan rekening tabungan kedalam 3 pos alokasi dana. Hmm, kira-kira apa aja ya 3 pos alokasi dana itu?
Berikut 3 pos alokasi dana bulanan untuk batasi kebutuhan dan keinginan:
1. Living
Pos pertama ini terkait langsung dengan kebutuhan pokok yang menunjang kehidupan seperti biaya makan, minum, bayar listrik, telepon, internet untuk bekerja dari rumah, biaya pendidikan, serta cicilan. Selain itu, biaya untuk kesehatan seperti asuransi juga masuk dalam pos living ya…. Khusus buat kamu yang kehilangan pendapatan selama pandemi, maksimalkan dana yang tersedia untuk pos living dulu ya
2. Saving
Pos saving sebenarnya terdiri lagi atas 3 skala prioritas, yaitu dana darurat, tabungan, dan investasi. Kita bahas secara berurutan,
Pertama, dana darurat yang merupakan sub-pos saving paling utama, karena kita dengan dana darurat itu sama ibaratnya dengan mobil yang membawa ban serep. Kenapa gitu? Ya, karena sifatnya darurat, jenis dana ini hanya digunakan saat kondisi tak terduga seperti sakit, terkena musibah, atau bahkan kehilangan pendapatan di tengah pandemi ini. Intinya, kalau kamu punya sisa dari pos living, uangnya masuk dana darurat dulu ya Kawan PRIMA!
Kedua, adalah tabungan berupa uang yang sengaja dikumpulkan untuk dipakai dengan tujuan pasti, dan biasanya berjangka waktu dekat. Misalnya untuk liburan, biaya menikah, atau mengganti ponsel.
Ketiga, investasi. Berbeda dari menabung, investasi bersifat jangka panjang, dan cenderung disiapkan untuk masa depan seperti dana pensiun. Untuk sub-pos ini, Prita menyatakan bahwa pembayaran cicilan rumah tinggal menjadi bagian dari pos saving, karena pada akhirnya rumah tinggal akan menjadi aset dalam keluarga.
3. Playing
Pos terakhir ini isinya adalah keinginan. Memang sih kita nggak boleh boros, namun sesekali memberikan self reward tidak ada salahnya bukan? Nah, untuk menyisihkannya kamu bisa sesuaikan berdasarkan sisa dana dari pos living dan saving. Bila memang tidak ada budget-nya, Kamu bisa pilih pemenuh pos playing dengan hiburan gratis seperti me time dirumah, nonton live instagram, atau berbagai kegiatan seru lainnya.
Lalu, sebaiknya presentase yang ideal untuk 3 alokasi dana ini pakai metode pembagian 50-30-20 atau 60-20-20?
Hmm, kalau yang ini sih balik lagi pada cashflow, hingga jumlah tanggunganmu. Karena presentase alokasi dana bulanan itu sifatnya personal alias nggak bisa disama ratakan tiap orang. Untuk menemukan metode paling ideal, baiknya kamu kenali dulu kondisi finansial, dan susun perencanaan keuanganmu. Dari situ baru deh kelihatan metode pembagian mana yang paling tepat untuk atur uang bulananmu.
Nah Kawan PRIMA, sudah paham kan bedanya kebutuhan dan keinginan, 3 pos alokasi dana bulanan, hingga presentase alokasi dana-nya? Agar pengetahuan finansialmu lebih mantap, baca dan nantikan terus artikel PRIMA News seri finansial lainnya ya!
Artikel Terkait:
Pentingnya Perencanaan Keuangan
Tips Mengatur Keuangan di Tengah Pandemi COVID-19
Belajar Mengelola Keuangan Ala Milenial Cerdas
7 Investasi Yang Cocok Bagi Milenial
Tips Terhindar Dari Investasi Bodong
Me Time Untuk Jaga Kesehatan Mental Di Rumah
Referensi:
finance.detik.com
suara.com
jurnal.id
lifepal.co.id