15 May 2024
Kawan PRIMA, sebuah istilah baru menjadi populer di awal 2023 lalu di media sosial terkait kehidupan pekerjaan yakni “Quiet Quitting”. Meskipun namanya quiet quitting, istilah ini tidak merujuk kepada orang yang diam-diam berhenti dari pekerjaannya melainkan sebuah gerakan perlawanan dari budaya hustle culture yang marak di kota-kota besar.
Berbagai sumber mengatakan bahwa tidak ada yang tahu kapan quiet quitting mulai diperkenalkan. Namun quiet quitting dapat didefinisikan sebagai perilaku karyawan yang hanya melakukan pekerjaan pada batas minimum dan tidak mengupayakan lebih banyak waktu, tenaga, atau antusiasme daripada yang benar-benar diperlukan.
Mengutip dari laman Kementerian Keuangan RI, fenomena quiet quitting ini disebabkan oleh masa pandemi COVID-19, dimana pada saat itu para karyawan mulai melakukan evaluasi baik dari pengalaman bekerja, hubungan dengan perusahaan, serta kehidupan secara general.
Penyebab dan ciri-ciri Quiet Quitting pada karyawan
Mengutip dari Katadata, quiet quitting pada karyawan disebabkan oleh lima faktor diantaranya adalah:
Kelima sebab tersebut yang membuat orang pada akhirnya melakukan reevaluasi agar dapat menciptakan work life balance yang jelas dengan menarik diri dari tindakan-tindakan yang tidak diperlukan. Berikut adalah ciri-ciri seorang karyawan yang melakukan quiet quitting:
Untuk mengatasi fenomena di mana karyawan mulai menunjukkan sikap apatis, perusahaan hendaknya proaktif dalam mendengarkan dan merespons kebutuhan karyawan. Bisa dengan memperkuat budaya komunikasi yang terbuka dan transparan serta menawarkan kesempatan yang menarik untuk pengembangan karir dan memberikan keseimbangan antara kehidupan personal dan profesional karyawannya.
Sumber:
Katadata.com
Kemenkeu.co.id
kompas.com
liputan6.com