6 July 2021
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Ya Kawan PRIMA, tampaknya kalimat inilah yang cocok menggambarkan suasana hati para calon jemaah haji tahun 2021 ini. Pemerintah resmi membatalkan pemberangkatan jemaah haji akibat pandemi Covid-19. Kebijakan ini mengundang pro kontra di masyarakat, mengingat banyak jemaah yang sudah mempersiapkan keberangkatan, sejak jauh-jauh hari. Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan, selain mengambil hikmah dari kejadian ini. Salah satunya dengan kembali mempersiapkan segala keperluan ibadah haji, yang mungkin belum terpikirkan selama ini. Diantaranya mempersiapkan kesehatan fisik, hingga mengatur ulang pos-pos pengeluaran yang belum terkalkulasi.
Khusus buat kalian yang berkeinginan berangkat ke tanah suci, namun belum memiliki tabungan, kondisi ini bisa menjadi pembelajaran. Persiapkan dana haji dengan matang terlebih dulu melalui informasi-informasi berikut ini.
Biaya naik haji dari tahun ke tahun
Pertama tentunya kita perlu mengetahui seberapa besar rasio kenaikan biaya naik haji. Tujuannya, agar kita bisa memperkirakan berapa banyak jumlah uang yang dibutuhkan. Tercatat 5 tahun terakhir, rata-rata ibadah haji mengalami kenaikan <3% yakni dari Rp 34,6 Juta pada tahun 2016 menjadi Rp 35,2 Juta di tahun 2020. Sempat menjadi perbincangan, rata-rata biaya haji tahun 2021 ditetapkan sebesar 44,3 Juta atau naik sekita 9,1 Juta. Meski akhirnya ibadah haji di tahun 2021 dibatalkan, kenaikan biaya ini terasa cukup signifikan karena sebelumnya terdapat biaya tambahan untuk penerapan protokol kesehatan di tengah Pandemi Covid-19. Hmm, berarti bila tahun 2022 atau 5 tahun lagi ibadah haji diadakan dan masih ditengah pandemi, kita harus mempertimbangkan biaya protokol kesehatan pada biaya naik haji ya. Di luar biaya tersebut, jangan lupa juga pertimbangkan faktor kenaikan biaya lainnya, serta biaya tambahan seperti biaya perlengkapan haji, biaya vaksin meningitis hingga tambahan uang saku selama berada di tanah suci.
Kapan harus menabung untuk biaya haji?
Untuk hal ini kita dapat menyesuaikan berdasarkan kemampuan finansial masing-masing, dan juga jenis ibadah haji apa yang dipilih. Sebagai informasi ibadah haji sendiri sebenarnya dibagi menjadi dua, yaitu haji reguler dan haji plus. Pada ibadah haji reguler kita perlu memenuhi persyaratan yang lebih ringan, misal setoran awal tabungan haji yang perlu disetorkan adalah Rp 25 Juta. Sedangkan, pada haji plus setoran awalnya adalah Rp 54 Juta. Membuat rekening tabungan haji merupakan persyaratan awal untuk mengambil nomor urut antri keberangkatan haji saat melakukan pendaftaran. Jadi, waktu yang paling tepat untuk menabungnya kembali lagi pada kesiapan finansial masing-masing. Pembatalan keberangkatan ibadah haji tahun ini juga dapat kamu jadikan momen untuk menabung bagi kamu yang sebelumnya sudah terdaftar sebagai jemaat haji atau yang baru akan mendaftarkan diri.
Lalu, apa cara yang paling tepat untuk mengumpulkan Ongkos Naik Haji (ONH) ?
Saat melakukan pendaftaran haji kita perlu membuat rekening tabungan haji. Namun, bila tidak diiringi dengan tekad yang bulat untuk konsisten menyisihkan sebagian pendapatan tentunya tabungan haji sulit terpenuhi. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memahami konsep tabungan haji. Pada dasarnya jenis tabungan haji mirip dengan tabungan berjangka. Hanya saja tabungan ini disetorkan khusus untuk mempersiapkan berbagai keperluan perjalanan ke tanah suci. Untuk mengetahui tabungan haji lebih lanjut mulai dari prinsip syariah, prosedur pembukaan, hingga keuntungannya klik disini.
Selain tabungan haji, kamu juga dapat memilih instrumen investasi sebagai cara lain untuk memenuhi ongkos naik haji. Kira-kira instrumen investasinya apa saja ya?
Logam mulia atau emas
Ya, instrumen investasi paling kuno satu ini bisa menjadi salah satu pilihan investasi untuk mempersiapkan biaya ibadah haji. Terlebih kini membeli logam mulia murni sudah semakin mudah, dan bisa diangsur secara pokok setiap bulannya melalui akad murabahah (jual beli). Lebih canggih lagi, sekarang kamu juga bisa beli emas digital di berbagai platform resmi seperti pada aplikasi resmi pegadaian. Bagi kamu yang membil emas secara fisik, jangan sampai salah ya! Pastikan kamu membeli emas murni, bukan perhiasan. Investasi emas digital juga memungkinkan kamu untuk membeli emas dengan modal yang relatif terjangkau dibanding membeli emas fisik. Lalu, untuk imbal balik yang dihasilkan bisa dikatakan emas merupakan instrumen investasi jangka panjang yang aman dan menjanjikan. Tapi ingat ya, cek keaslian dan sertifikat emas bagi kamu yang membeli emas secara fisik, dan bagi kamu yang membeli emas digital, cek kembali kredibilitas platform jual beli emas digital.
Reksa dana syariah
Berinvestasi di reksa dana syariah merupakan salah satu wadah yang bisa kamu gunakan untuk mengumpulkan dana keberangkatan haji. Dana yang kamu setorkan, akan dikelola oleh manajer investasi dan dialokasikan ke berbagai instrumen investasi syariah seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Jadi jenis investasi ini aman dan sesuai dengan prinsip syariah Islam.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan setidaknya ada 7 hal mengenai reksa dana syariah yang harus diketahui oleh calon investor, diantaranya:
Nah Kawan PRIMA, itu tadi merupakan kumpulan informasi seputar persiapan finansial untuk naik haji. Intinya pelajari terlebih dahulu mekanisme haji, dan niatkan diri untuk mulai menyisihkan dana mulai dari sekarang karena segala keinginan tidak akan terwujud tanpa adanya tekad dari dalam diri sendiri. Jadi, semangat menabung demi mewujudkan cita-cita naik haji dikemudian hari ya!
Referensi:
Bisnis.com
Kontan.co.id
Danamon.co.id
Indonesia.go.id
Lifepal.co.id
OJK.co.id
Cermati.com
Tirto.id