29 August 2019
Kerap kali kita mendengar istilah Revolusi Industri 4.0, era yang dikenal dengan nama disruptive technology. Di zaman ini, siapapun yang tidak cepat tanggap mengadopsi teknologi perlahan akan tertinggal dengan teknologi yang lebih baru dan maju. Secara masif, hal ini tentu saja berpengaruh pada perilaku berbisnis dan kondisi ekonomi global, sehingga lahirlah ekonomi digital.
Ekonomi digital adalah aspek ekonomi yang berbasiskan pada pemanfaatan dan pemberdayaan teknologi informasi dan komunikasi digital. Di Asia Tenggara, ekonomi digital sedang berkembang pesat seiring dengan besarnya potensi pasar. Ada lima teknologi yang paling potensial memicu pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara, kelima hal tersebut yaitu mobile internet, big data, internet of things, automation of knowledge, dan cloud technology.
Berada di Asia Tenggara, Indonesia sendiri merupakan pasar yang potensial bagi ekonomi digital. Besarnya potensi ekonomi digital di Indonesia dibuktikan melalui nilai USD 27 miliar pada tahun 2018. Angka ini membuat Google optimistis bahwa 10 tahun lagi ekonomi digital Indonesia akan mencapai nilai USD 100 miliar. Tak ayal, faktor yang dapat mendukung perkembangan tersebut adalah pemanfaatan teknologi dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia. Bahkan menurut data salah satu konsultan audit terbesar di dunia PricewaterhouseCoopers (PwC) pada Februari 2017, Indonesia diprediksi akan menduduki peringkat 5 dalam ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
Menyambung proyeksi dari PwC, pada Agustus lalu Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi digital bisa menyumbang 10 persen produk domestik bruto Indonesia pada tahun 2025. Selain menciptakan banyak lapangan kerja, sektor ini melahirkan banyak pengusaha. Sayangnya menurut data dari World Bank, masih banyak perbedaan kemampuan antara lulusan perguruan tinggi maupun sekolah vokasi dan kebutuhan industri digital saat ini. Maka dari itu, penting bagi Indonesia untuk mengasah kemampuan SDM-nya di bidang teknologi, seperti AI, Big Data Analyst, dan Virtual Reality. Hal itu dilakukan agar Indonesia dapat mewujudkan proyeksi ekonomi digital pada tahun 2030 mendatang.
Ekonomi digital di Indonesia terwujud dalam beragam industri. Tidak hanya terpaku pada e-commerce saja, namun ekonomi digital kini juga sudah merambah ke bidang transportasi, finansial perbankan, agrikultur, hingga tata kota. Perkembangan ekonomi digital sendiri berbanding lurus dengan penggunaan internet di Indonesia. Salah satu bukti dari hal ini adalah menjamurnya berbagai usaha start up, bahkan kini 4 di antaranya sudah bergelar Unicorn. Diharapkan, ekonomi digital di Indonesia juga dapat diaplikasikan ke sektor-sektor industri lainnya.
Bagaimana Kawan PRIMA, sudah siapkah kamu menghadapi ekonomi digital di Indonesia?
BERITA TERKAIT:
Unicorn Startup: Karya Kebanggaan Anak Bangsa
Dari Cashless Hingga Cardless: Transformasi Pembayaran di Masa Depan
REFERENSI:
Detik.com – Indonesia Siap Garap Potensi Ekonomi Internet
Medium.com - Bisnis di Era Disruptive Technology
Tempo.co – Ekonomi Digital di Indonesia Raksasa Asia Tenggara
Katadata.co.id – Berapa Ekonomi Internet di Kawasan Asia Tenggara
CNN Indonesia – Potensi Besar Pasar Indonesia Hadapi Ekonomi Digital
Tempo.co – Terbesar di ASEAN, Ekonomi Digital Indonesia 2018 Capai USD 27 M
Potensi Ekonomi Digital di Indonesia dalam Revolusi Industri 4.0