22 November 2024
Kawan PRIMA, tahukah kamu bahwa di Taiwan, penipuan online merupakan masalah serius, di mana banyak korban berasal dari kelompok usia muda, terutama antara 18 hingga 23 tahun. Banyak anak muda yang akrab dengan teknologi dan media sosial, serta didorong keinginan untuk sukses, menjadi sasaran empuk para penipu. Berdasarkan data, 8 dari 10 orang di Taiwan pernah menerima pesan dari scammer yang menjanjikan penawaran investasi atau barang dengan diskon besar, yang bertujuan untuk menarik korban ke dalam grup chat pribadi dan menipu mereka.
Fakta ini diungkapkan oleh Roger Kuo, CEO HiTRUST—sebuah perusahaan cybersecurity asal Taiwan—dalam presentasinya yang bertajuk “A Race Againts Scammers: Evolving Threats, Advancing Solutions”. Paparan ini merupakan salah satu rangkaian dari acara PRIMA Executive Gathering 2024 yang diselenggarakan oleh PT Rintis Sejahtera (Jaringan PRIMA) pada 24 Oktober 2024 di Bali.
Roger menyatakan bahwa kerugian finansial akibat penipuan ini sangat besar dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2023, Taiwan mencatat kerugian hingga $2,5 juta dari hampir 40.000 kasus penipuan, namun angka sesungguhnya mungkin lebih tinggi karena banyak korban yang tidak melaporkan kejadian ini.
“Untuk menanggulangi masalah ini, upaya Taiwan dalam mencegah penipuan dan scam membutuhkan pendekatan melalui berbagai perspektif. Usaha ini membutuhkan dukungan dari pemerintah, global solution providers, dan perusahaan dari berbagai industry.” Terang Roger.
Beberapa solusi yang diusulkan untuk menangani masalah ini meliputi penggunaan Mobile ID, sistem yang membantu mengidentifikasi pengirim pesan untuk mencegah manipulasi oleh scammer. Teknologi lain seperti FIDO (Fast Identity Online) diterapkan di sektor perbankan untuk menggantikan kata sandi dengan autentikasi yang lebih aman, misalnya melalui biometrik. Selain itu, AI digunakan untuk mendeteksi transaksi yang mencurigakan secara real-time, sehingga meminimalkan kerugian.
Dengan teknologi-teknologi ini, Taiwan berharap dapat menurunkan jumlah kasus penipuan dan memulihkan kepercayaan publik terhadap sistem perbankan. Sangat penting kerja sama antara pemerintah, penyedia solusi global, dan perusahaan untuk mengatasi tantangan penipuan yang semakin canggih.
FIDO bukan sekadar solusi mandiri, melainkan gerakan global yang yang mendorong masa depan tanpa password demi meningkatkan keamanan digital yang sudah tersambung dengan perangkat yang didukung baik Microsoft, Google, maupun Apple. Di sisi lain, lembaga perbankan internasional mulai mengadopsi FIDO sebagai metode autentikasi biometrik paling andal, termasuk menetapkan protokol pembayaran baru yang memanfaatkan FIDO untuk keamanan transaksi online.
Beberapa negara seperti Singapura, Hong Kong, Malaysia, dan Thailand ikut serta dalam inisiatif ini, sementara di Taiwan, pemerintah mendukung adopsi FIDO dengan lebih dari 120 produk terakreditasi. HiTRUST, sebagai pelopor teknologi ini, telah mengimplementasikan FIDO di berbagai lembaga keuangan dan platform e-commerce di Taiwan, seperti Bank Fubon (Hong Kong) dan aplikasi e-commerce Momo (Taiwan), guna memperkuat keamanan transaksi.
Selain itu, pemerintah Taiwan melalui Kementerian Urusan Digital, menjalankan program pilot berbasis AI untuk mendeteksi penipuan. Salah satu kasus sukses adalah sistem peringatan dini “Hawkeye” yang dikembangkan Bank Fubon. Sistem ini memanfaatkan AI untuk memantau perilaku transaksi dan mengidentifikasi aktivitas yang mencurigakan sebelum penipuan terjadi, menunjukkan efektivitas yang tinggi dibandingkan deteksi manual.