8 November 2024
Kawan PRIMA, pada 24 Oktober kemarin, Jaringan PRIMA berhasil menggelar event akbar “PRIMA Executive Gathering 2024”. Event tahunan bertema “Leveraging Collaboration for Optimal Performance and Cyber Resilience” itu digelar di The Meru Sanur, Bali.
Ada dua agenda utama di acara yang dihadiri lebih dari 90 mitra bank dan PJP (Penyedia Jasa Pembayaran) Jaringan PRIMA tersebut, yakni “PRIMA Executive Meeting 2024” dan “PRIMA Award 2024”. Dalam pembukaan acara tersebut, Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera, Iwan Setiawan berkesempatan untuk memberikan sambutan kepada seluruh tamu undangan yang hadir yang kami rangkum khusus untuk Kawan PRIMA:
Iwan Setiawan, Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera
PRIMA Executive Gathering 2024 diadakan sebagai bentuk terima kasih dan apresiasi Jaringan PRIMA kepada segenap pemangku kepentingan dalam dunia sistem pembayaran seperti Bank Indonesia sebagai regulator, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) sebagai self-regulatory organization, dan kepada seluruh mitra Bank dan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP); atas kerjasama dan dukungan yang telah diberikan sepanjang tahun 2023-2024 dalam rangka mencapai tujuan selaras dengan Blueprint Sistem Pembayaran (BSPI) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Acara ini terbagi ke dalam dua sesi yakni PRIMA Executive Meeting pada pagi hari dan PRIMA Awards di sore hari. Tema “Leveraging Collaboration for Optimal Performance and Cyber Resilience” yang menghadirkan keynote speech dan sharing best practices yang selaras dengan tema tahun ini. PRIMA Executive Meeting menghadirkan pemaparan materi dan diskusi melalui narasumber-narasumber kredibel dari tingkat nasional hingga internasional yakni:
Sebelum pandemi COVID-19, Rintis selalu dan terus mendukung para mitra secara langsung dan melalui Bank Indonesia/ASPI/PERBANAS dalam memberikan masukan profesional dan konstruktif dan mengimplementasikan BSPI 2025. Menurut Bank Indonesia, pencapaian sasaran strategis dalam BSPI 2025 telah diakui dan diapresiasi oleh banyak pihak internasional, dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu referensi international best practices yang terkemuka.
Sebagaimana dalam setiap keberhasilan proses transformasi, selalu muncul tantangan baru yang dihadapi oleh setiap sistem pembayaran di seluruh negara. Oleh karenanya sesuai tema Prima Executive Gathering 2024, tantangan besar kita bersama adalah peningkatan transaksi terindikasi fraud dan serangan siber yang membayangi keberhasilan peningkatan transaksi pembayaran digital industri.
Tidaklah berlebihan, jika penguatan berkelanjutan Kolaborasi Industri dan Regulator dalam menghadapi tantangan keamanan tersebut adalah merupakan salah satu prioritas utama yang harus terus diperkuat.
Selain itu, penguatan aspek keamanan transaksi dan resiliensi cyber membutuhkan kontinuitas investasi besar, Rintis bersyukur dan bangga atas komitmen setiap mitra Jaringan PRIMA yang telah menunjukkan peningkatan service level secara keseluruhan. Namun pada saat bersamaan, seluruh pemangku kepentingan di dalam industri juga dituntut untuk tetap memberikan kinerja optimal secara berkelanjutan, sehingga selain menjaga iklim persaingan yang sehat, dan merumuskan bisnis model yang berkelanjutan, juga diperlukan urgensi penguatan kluster tata kelola yang lebih komprehensif, serta mungkin saja akan mencakup pemangku kepentingan di luar sistem pembayaran.
Selain itu, peserta juga mendapat kesempatan untuk mendengarkan langsung Framework & Objective of PRIMA Executive Meeting 2024 yang dibawakan langsung oleh Wakil Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera, Abraham J. Adriaansz
Abraham J. Adriaansz, Wakil Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera
Rintis mengangkat tema "Leveraging Collaboration for Optimal Performance and Cyber Resilience" untuk menyoroti pentingnya kolaborasi dalam meningkatkan kinerja sistem pembayaran dan ketahanan siber lewat keynote speech dan experience sharing dari praktisi terbaik berskala internasional dan nasional di bidang industri pembayaran dan keuangan.
Acara ini juga hadir salah satunya dilatarbelakangi dari kegiatan benchmarking yang dilakukan Rintis lewat sistem switching di beberapa negara di berbagai benua. Dalam konteks tersebut, isu utama yang diidentifikasi adalah pentingnya sistem pembayaran yang andal 24/7 sepanjang tahun tanpa adanya single point of failure.
Pada pertemuan benchmarking ini, ditemukan banyak kasus system outage di negara maju, seperti Inggris, Amerika, dan Jepang, serta negara-negara berkembang. Kasus-kasus ini menggambarkan bahwa bahkan negara maju pun masih menghadapi tantangan dalam menjaga keberlangsungan sistem mereka. Selain itu, banyak negara juga mengalami kebocoran data publik yang melibatkan informasi sensitif seperti ID nasional dan data telekomunikasi. Hal ini memperkuat urgensi untuk memperkuat ketahanan siber dan mengurangi risiko serangan dari fraudster dan scammer yang kian meningkat.
Untuk mendukung sistem yang lebih kuat, Rintis melakukan sinergi dengan beberapa entitas, Kolaborasi yang efektif dianggap penting, sebagaimana digambarkan dengan analogi balapan F1 di mana setiap masalah harus segera diperbaiki dalam hitungan detik.
Di samping itu, kolaborasi menjadi lebih krusial dengan adanya tren kebocoran data di berbagai sektor, termasuk ID nasional, data telekomunikasi, dan informasi finansial yang tersebar di pasar gelap. Serangan-serangan ini tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju, yang menunjukkan bahwa tidak ada negara yang benar-benar aman dari ancaman siber. Kasus-kasus kebocoran ini juga memunculkan kekhawatiran bahwa data pribadi yang bocor dapat dimanfaatkan oleh fraudster untuk melakukan serangan lebih lanjut, baik terhadap individu maupun industri finansial. Bagi Rintis, pentingnya ketahanan siber dan keamanan data menjadi latar belakang kuat untuk mengangkat tema kolaborasi demi perlindungan bersama.
Dengan membangun kerjasama dan tata kelola yang baik, Indonesia diharapkan dapat menjadi yang terdepan dalam mendeteksi transaksi mencurigakan, bahkan dalam konteks cross-border seperti QRIS. Komitmen kolaboratif ini bertujuan untuk mewujudkan mimpi meningkatkan kualitas layanan sistem pembayaran serta kepercayaan masyarakat terhadap industri finansial.