Bedanya Pekerja Keras dengan Workaholic

3 September 2020

  • Share

Kawan PRIMA, menggapai merdeka finansial saat masih di usia produktif tentu akan menjadi sesuatu yang menyenangkan bukan? Ya, oleh karenanya banyak orang memilih bekerja keras di usia muda untuk mewujudkan cita-cita dan mimpinya itu. Namun, saking kerasnya seseorang bekerja, tak jarang ia akan dicap sebagai workaholic. Hmm, tapi tunggu dulu deh… jangan sampai salah kaprah. Karena meski sama-sama berdedikasi tinggi pada pekerjaan, nyatanya pekerja keras dan workaholic adalah dua istilah yang berbeda makna lho ! Agar Kawan PRIMA lebih paham, berikut penjelasan soal apa itu pekerja keras dan workaholic :

 

Pekerja Keras

Istilah pekerja keras lebih tepat disematkan untuk orang yang fokus pada pekerjaannya, serta memaksimalkan waktu kerjanya secara efektif dan produktif untuk menyelesaikan pekerjaan. Jadi, seorang pekerja keras itu bukan berarti dia yang hobi lembur ya… Justru sebaliknya, pekerja keras adalah orang yang memiliki work life balance dan etos kerja yang tinggi. Selain itu, dipercaya juga bahwa pekerja keras adalah mereka yang memiliki passion atau menyukai dan menikmati apa yang ia kerjakan. Dalam menghadapi kritik dan saran, seorang pekerja keras juga umumnya akan melakukan evaluasi dengan memperbaiki diri dan kualitas pekerjaannya. Mereka akan menerima segala bentuk kegagalan dan terus belajar untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya.

 

Jika diminta bantuan atau diberikan tugas tambahan, seorang pekerja keras cenderung akan lebih bijaksana dan memilah tugas tambahan. Mereka akan menerima tugas tambahan tersebut bila memang tugas tersebut berkaitan dengan posisinya di perusahaan. Tak hanya itu, pekerja keras juga biasanya mau menerima tugas tambahan jika mereka merasa bahwa tugas tersebut dapat meningkatkan kemampuan yang dapat berguna untuk karier.

 

Workaholic

Berbeda dengan pekerja keras, seorang workaholic adalah dia yang kerap gagal fokus dalam menyelesaikan pekerjaan dan mudah terdistraksi. Tapi, ini bukan berarti mereka nggak bisa fokus lho ya! Sebenarnya mereka bisa saja serius, tetapi seringkali tidak sadar dan terbawa oleh suasana lingkungan atau rekan kerja yang suka ngobrol sehingga membuat pekerjaan jadi terhambat. Lalu, untuk urusan work life balance, seorang workaholic umumnya kesulitan membagi porsi waktu yang jelas untuk waktu kerja dan juga waktu untuk diri sendiri. Alhasil weekend, atau hari libur mereka kerap diisi dengan bekerja. Di balik kerja ekstra yang mereka lakukan itu, workaholic sering merasa bahwa mereka terpaksa untuk bekerja. Uniknya, rasa terpaksa ini tidak datang dari tuntutan orang-orang di sekitarnya, melainkan paksaan dari dalam diri mereka sendiri untuk terus bekerja, meskipun sedang tidak ada yang harus dikerjakan.

 

Dalam menyelesaikan pekerjaan seorang workaholic akan bekerja dengan penuh ambisius. Karena itu juga, bila dihadapkan dengan kritik atas hasil kerjanya, seorang workaholic akan cenderung stres karena mereka merasa telah melakukan yang terbaik. Bila diberikan tugas tambahan, seorang workaholic akan menerimanya karena merasa nggak enak, dan sungkan untuk menolak.

 

Kawan PRIMA, dari penjelasan tadi sudah tau kan apa bedanya pekerja keras dan workaholic ? Nah, kalau kamu sendiri tipe pekerja keras atau workaholic nih?

 

Artikel Terkait:

Work Life Balance Agar Bisa Pulang Teng Go

Me Time Untuk Jaga Kesehatan Mental Di Rumah

Tips Atasi Quarter Life Crisis

Cara Membuat Dan Mencapai Life Goals

Merdeka Finansial Dengan Terapkan Financial Wisdom

 

 

Referensi:

ekonomi.kompas.com

finance.detik.com

glints.com

berita lainnya

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bergosip sebenarnya dapat memiliki manfaat signifikan terutama bagi psikologis dan sosial.... Selengkapnya >
Fitur tarik tunai tanpa kartu atau Cardless Cash Withdrawal (CCW) yang dapat dilakukan oleh nasabah melalui aplikasi mobile banking mereka.... Selengkapnya >