5 May 2021
Kawan PRIMA, bicara soal tradisi unik, apakah kamu dan keluarga memiliki kebiasaan khusus yang hanya dilakukan selama bulan ramadan saja? Ya, terlepas dari itu, Indonesia sendiri sudah identik dengan berbagai tradisi ramadan yang khas dan juga unik dari berbagai daerah. Hmmm, Kira-kira apa aja ya? Biar nggak penasaran, berikut tradisi unik bulan Ramadan yang hanya bisa kamu temukan di Indonesia:
1. Meugang
Berasal dari daerah Aceh, meugang merupakan tradisi menyembelih kambing atau sapi yang dilakukan tiga kali dalam setahun, yaitu pada Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Masyarakat Aceh mengenal istilah meugang kecil dan meugang besar. Meugang kecil dilakukan H-2 sebelum Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Sedangkan meugang besar dilakukan H-1 sebelum 3 momen besar tersebut. Bedanya pada meugang kecil umumnya daging hanya akan dikonsumsi oleh keluarga sendiri. Pada meugang besar umumnya masyarakat akan menyumbangkan daging ke masjid untuk selanjutnya dibagikan pada masyarakat lainnya. Melalui tradisi ini, masyarakat Aceh percaya bahwa nafkah yang dicari wajib disyukuri dalam bentuk tradisi Meugang yang sudah dijalankan sejak masa Kerajaan Aceh (1607-1636 Masehi).
2. Bagarakan Tanglong
Kerap disebut bagarakan tanglong, tradisi ramadan di Kalimantan Selatan ini sebenarnya adalah 2 kegiatan yang berbeda. Ya, untuk bagarakan sendiri merupakan tradisi membangunkan warga untuk bersantap sahur dengan memukul berbagai perabotan rumah tangga. Sedangkan Tanglong merupakan festival yang menjadi penanda malam ke-21 Ramadan. Festival Tanglong bertujuan untuk menyambut malam Lailatul Qadar dengan menyalakan lampion berbagai bentuk.
Sebelum pandemi berlangsung, perayaan bagarakan tanglong berlangsung meriah di berbagai kota di Kalimantan Selatan hingga rangkaian tradisi ini dikenal sebagai event wisata budaya di bulan Ramadan. Namun di tengah pandemi ini, perayaan dilakukan dengan mempertimbangkan protokol kesehatan. Seperti contohnya daerah Hulu Sungai Selatan yang menggelar festival bagarakan sahur dan lomba kampung tanglong secara virtual, serta masyarakat Banjarbaru yang merayakan festival tanglong dengan lomba menghias lingkungan tempat tinggal dengan lampion, tanpa adanya arak-arakan.
3. Bakar Batu
Tak kalah unik, Muslim di Wamena, Papua juga punya tradisi unik selama bulan ramadan yaitu bakar batu. Dalam sejarahnya, tradisi bakar batu merupakan salah satu budaya masyarakat pegunungan tengah Papua yang hingga kini masih sering dilakukan sebagai ajang silahturahmi serta meramaikan berbagai perayaan. Dahulu daging babi menjadi bahan utama yang dipakai dalam tradisi ini, namun seiring dengan masuknya ajaran Islam, tradisi bakar batu ini mengalami sedikit modifikasi dengan menggantikan daging babi dengan daging ayam. Wah, indahnya bertoleransi ya…..
Tradisi bakar batu ini memerlukan batu yang sebelumnya dibakar dengan batang dan ranting pohon. Setelahnya, masyarakat akan bergotong royong untuk membuat sebuah lubang yang telah dialasi alang-alang. Kemudian batu yang telah dipanaskan sebelumnya akan diletakan diatasnya dan kembali ditutup dengan daun pisang. Pertama-tama berbagai umbi-umbian yang merupakan makanan pokok bagi masyarakat pegunungan tengah Papua diletakkan di atas tumpukan daun pisang dan kembali ditutup dengan batu panas. Tumpukan daun pisang tersebut kembali diletakkan di atas batu panas. Baru setelah itu, ayam yang telah dibumbui ditaruh ke atasnya. Proses penumpukan akan terus dilakukan menyesuaikan keberagaman bahan makanan yang tersedia. Untuk prosesnya, bakar batu memakan waktu ± 2 jam. Setelah semuanya matang, barulah bahan makanan akan disiapkan untuk berbuka puasa.
Artikel Terkait:
Tips Hitung Dan Bayar Zakat Fitrah Online
Tidak Mudik Saat Pandemi Covid-19
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat Di Berbagai Daerah
Referensi:
kompas.com
kabar24.bisnis.com
suara.com
kompas.tv
banjarmasin.tribunnews.com
indonesia.go.id
regional.kompas.com